Nih Biologi Dan Reproduksi Bivalvia

BIOLOGI DAN REPRODUKSI MOLUSKA KELAS BIVALVIA KERANG TOTOK “DONAX sp”


Kelas bivalvia ialah jenis moluska yang mempunyai dua cangkang yang digabungkan oleh jaringan ikat (ligament) dan berfungsi sebagai engsel (Abbot, 1954; Tracy et al., 1979; Craig, 1994). Bivalvia merupakan kelas moluska terbesar kedua dengan jumlah spesies mencapai 2.000, yang tersebar di perairan tawar dan maritim (Tracy et al., 1979). Termasuk dalam kelas bivalvia ialah kimah, kerang mutiara dan kerang Donax sp.. Bivalvia umumnya dimanfaatkan sebagai sumber makanan dan sebagai penghasil mutiara alam (genus Pinctada).

Kerang pada umumnya bersifat filter feeder, yaitu memperoleh makanan dengan menyaring tumbuhan mikroskopik dan binatang kecil yang terdapat di perairan sekitarnya. Air yang masuk kedalam badan disaring oleh insang yang dilengkapi dengan cilia yang ibarat rambut, selanjutnya air keluar melalui kanal pembuangan. Makanan yang berhasil disaring melalui insang diteruskan ke dalam lisan dan selanjutnya makanan terbawa lendir masuk ke dalam lambung. Beberapa jenis kerang juga memakan bahan-bahan organik (detritus) yang diambil dari substrat tempat hidupnya (Abbot, 1954; Tracy, 1979; King, 1998). Akan tetapi kerang Donax sp. harus bersaing dengan makrobenthos lainnya untuk mendapat makanan (Laudien et al.,2004).

Kebanyakan jenis kerang mempunyai organ reproduksi terpisah dan sanggup dibedakan secara jelas. Tetapi beberapa jenis ada yang hermaphrodit mirip Crassostera spp. atau mempunyai gonad yang berfungsi sebagai ovarium dan testis pada dikala yang bersamaan (Tridacna sp.). Pemijahan biasanya dilakukan secara eksternal, dimana telur dan sperma dikeluarkan pribadi ke dalam air. Telur yang telah dibuahi kemudian menjadi trocophore, kemudian berubah menjadi veliger yang bersifat planktonik dan beberapa ahad kemudian bentuknya sudah ibarat induknya, kemudian menetap pada substrat tertentu.

Pada fase planktonik terjadi tingkat simpulan hidup yang tinggi, hal ini diakibatkan adanya pemangsaan oleh predator. Kerang pintar balig cukup akal hidup menetap atau membenamkan diri pada substrat berpasir atau berlumpur, beberapa ada yang hidup melekat pada benda keras dan sebagian lainnya mempunyai kemampuan untuk berenang bebas di perairan (Abbot, 1954; King, 1998).

Distribusi dan populasi kerang dipengaruhi oleh adanya pergeseran pasif yang diakibatkan ombak, semakin jauh dari batas surut terendah jumlah mortalitas bivalvia semakin meningkat (Ramon, 2003). Akan tetapi kerang Donax sp. mempunyai kemampuan untuk bergerak dalam substrat sebagai respon terhadap perubahan kelembaban subtrat dan perubahan suhu. Habitat Donax sp. Ekosistem perairan pantai di kawasan tropik mengalami perubahan yang cepat akhir adanya perubahan tinggi pasang surut yang diakibatkan gaya tarik bulan.

Masukan air tawar juga sanggup menimbulkan terjadinya perubahan lingkungan yang ekstrim, mirip perubahan salinitas dan konsentrasi nutrien (Lazareth et al., 2003). Kerang Donax sp. banyak ditemukan di pantai berpasir yang merupakan kawasan pasang surut (zona intertidal). Pasang surut merupakan faktor lingkungan paling penting yang menghipnotis kehidupan zona intertidal. Akan tetapi alasannya ialah pasang surut terjadi secara teratur dan sanggup diramalkan, maka pasang surut cenderung menimbulkan irama tertentu pada organisme pantai.

Faktor lingkungan lainnya yang kuat ialah lamanya zona intertidal berada di udara terbuka dan suhu udara (Nybakken, 1988; Laudien et al.,2004). Selanjutnya dikatakan bahwa beberapa jenis kerang, mirip Donax sp. dan Mytilus edulis, mempunyai kemampuan hidup di kawasan intertidal alasannya ialah mempunyai kemampuan untuk mencegah kehilangan air. Kerang akan menutup rapat cangkangnya yang kedap air, sehingga air tidak keluar dari tubuhnya. Kerang juga mempunyai kemampuan untuk membenamkan diri ke dalam substrat untuk mencari tempat yang lebih lembab.

Sementara itu pembiasaan terhadap suhu tinggi dilakukan dengan menyimpan air dalam cangkang yang berfungsi sebagai pendingin. Tetapi kerang tidak mempunyai prosedur pembiasaan terhadap perubahan salinitas, sehingga fluktuasi salinitas yang sanggup mengakibatkan kematian. Kerang Donax sp. mempunyai kemampuan pembiasaan yang tinggi terhadap perubahan pasang surut, tetapi distribusinya dibatasi oleh kebutuhannya terhadap lingkungan pantai dengan energi tinggi dan kaya materi organik (Laudien et al., 2004). Hubungan Allometrik Ukuran cangkang (panjang, tinggi, lebar) dan volume cangkang sanggup dipakai untuk menduga pertumbuhan (Baron et al., 2004).

Pertumbuhan kerang Donax sp. dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sehingga pada kondisi lingkungan yang berbeda akan menimbulkan contoh pertumbuhan yang berbeda pula (Gimin et al., 2004). Energi yang dihasilkan melalui proses metabolisme makanan dipakai oleh biota air untuk pemeliharaan tubuh, aktifitas dan reproduksi. Hanya sebagian kecil energi (kurang dari sepertiganya) yang dipakai untuk pertumbuhan. Laju pertumbuhan yang cepat pada biota air sanggup meningkatkan tingkat kelulushidupan alasannya ialah menurunnya bahaya dari predator.

Biota air berukuran kecil mempunyai resiko simpulan hidup akhir pemangsaan yang lebih tinggi daripada biota air yang berukuran lebih besar. Biota air berukuran besar juga mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih banyak atau lebih besar sehingga meningkatkan kelulushidupan larva. Dilihat dari sudut pandang perikanan, pertumbuhan dan rekuitmen suatu individu sangat kuat terhadap kelestarian biota air dan hasil tangkapan dari suatu stok (King, 1998; Sparre dan Venema, 1999).

Daftar Pustaka
- Abbot, R. T. 1954. American Seashells. P. van Nostrand Company, Inc., New York. p:107-115.
- Baron, P.J., L.E. Real, N.F. Ciocco dan M.E Re. 2004. Morphometry, growth and reproduction of an Atlantic Population of the Razor Clam (Enzis macha, Molina 1782). Scientia Marina, 68 (2) p: 211-217.
- Craig, P. D. dan R. J. McLoughlin. 1994. Modelling Scallop Larvae Movement in Great Oyster Bay. Coastal and Estuaries Studies: the Biophysics of Marine Larvae Dispersal. Sammarco,
- P. W. dan Heron, M. L. (Eds.). American Geography Union, Washington. Gimin, R., R. Mohan, L.V. Thinh, dan A.D. Griffiths. 2004. The relationship of shell dimensions and shell volume to live weight and soft tissue weight in the mangrove clam, Polymesoda erosa (Solander, 1786) from northern Australia. NAGA,The ICLARM Quarterly Vol. 27 No. 3-4.
- King, M. 1998. Fisheries Biology, Assestment and Management. Blackwell Science Ltd., UK. p:3-192
- Laudien, J. T., T. Brey, dan W. E. Arntz. 2003. Population Structure, Growth and Production of the Surf Clam Donax serra on Two Namibian Sandy Beach. Estuarine, Coastal and Shelf Science vol. 58, p 105-115.
- Lazareth, C. E., E. V. Rutten, L. Andre dan F. Rehairs. 2003. High Resolution Trace Elements Profiles in Shells of the Mangrove Bivalve Isogmon ephiphium: A Record of Environmental Spatio-temproral Variations?. Estuarine, Coastal and Shelf Science vol. 57, p 1103-1114.
- Park, K.Y. dan C.W. Oh. 2002. Length-weight Relationship of Bivalves from Coastal Waters of Korea. Naga, The ICLARM Quarterly Vol. 25, No. 1.
- Ramon, M. 2003. Population Dynamics and Secondary Production of the Cockle (Cerastodema edule L.) in a Backbarrier Tidal Flat of the Wadden Sea. Scientia Marina, 67 (4) p:429-443. Sparre, P. dan S.C. Venema. 1999. Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis. FAO-Puslitbangkan-Balitbangtan, Jakarta, Indonesia. p: 50-173
- Tracy, L.S., R.C. Stebbins, dan J.W. Nybakken. 1979. General Zoology. McGraw-Hill Book Company, New york. p:481-487.
Selanjutnya: Semua Tentang Mollusca

Belum ada Komentar untuk "Nih Biologi Dan Reproduksi Bivalvia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel